BAB I
PENDAHULUAN
Bahan pakan
untuk ternak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu hijauan dan pakan tambahan
(konsentrat).Untuk mendapatkan hasil produksi yang baik maka kedua macam bahan
pakan ini harus diberikan, karena diharapkan dari kedua macam bahan pakan ini
kebutuhan protein dapat terpenuhi.Oleh karena itu identifiksi genus/spesies
hijauan pakan menjadi semakin penting untuk dilakukan.Mengingat semakin
pentingnya arti hijauan pakan bagi kebutuhan ternak khusunya
ruminansia.Identifikasi hijauan pakan khusunya rumput dapat dilakukan
berdasarkan tanda–tanda atau karakteristik vegetatif.
Praktikum
Pengenalan Jenis Hijauan Pakan ini bertujuan agar praktikan dapat mengenali dan
memahami tentang karakteristik jenis–jenis penting rumput dan legum serta mampu
mengenali ciri khas masing–masing jenis hijauan pakan.Manfaat praktikum
Pengenalan Jenis Hijauan Pakan adalah agar praktikan dapat membedakan
karakteristik antara legum dan rumput serta dapat mengetahui ciri khas dari
masing – masing tanaman rumput dan legum.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Rumput
Rumput adalah tumbuhan yang kuat
dan bisa tumbuh cepat. Padang rumput yang luas di Afrika dinamakan sabana, di
Australia dinamakan semak, di Amerika Utara dinamakan prairie, di Amerika
Selatan dinamakan pampas, dan di Asia di sebut stepa (Civardi, 2003).
Hijauan yang hendak ditanam tentu saja menguntungkan sehingga harus memenuhi
produktivitas persatuan luas yang tinggi, nilai palabilitas yang baik, serta
beradaptasi baik dengan lingkungan.Sebagai contoh jenis rumput potong yang
memilki palabilitas yang baik adalah rumput gajah (Pennistum purpureum), Setaria
sphacelata, Panicum maximum,
rumput gembala misalnya African Star Grass (AAK. 2003).
Rumput merupakan tumbuhan
monokotil dengan siklus hidup annual dan perennial.Rumput
mempunyai sifat tumbuh yaitu dengan membentuk rumpun, tanaman dengan batang
merayap pada permukaan, tanaman horisontal tetapi batang tumbuh ke atas dan
rumput membelit (Soedomo, 2000).Bentuk rumput sederhana, perakaran silindris,
menyatu dengan batang, lembar daun berbentuk pelepah yang muncul pada buku-buku
dan melingkari batang (Reksohadiprodjo, 2000).
![]() |
2.1.1.
Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum)
Rumput gajah (Pennisetum
purpureum) merupakan tanaman tahunan yang membentuk rumpun dengan tinggi
mencapai 4,5 m. Rumput gajah sangat
disukai ternak, tahan kering dan tergolong rumput yang berproduksi tinggi
dengan produksi di daerah lembah atau dengan irigasi dapat mencapai lebih dari
290 ton rumput segar/ha/th (Mcllroy, 2000). Rumput gajah dapat hidup pada tanah
asam dengan ketinggian 0-3000 m dan dapat dipotong apabila rumput sudah
mencapai ketinggian 1 – 1,5 m (Reksohadiprodjo, 2000).
Rumput gajah
berasal dari Afrika dan mempunyai kadar
protein yaitu 9,5% dari bahan keringnya (Soedomo, 2000). Pennisetum purpureum berproduksi sekitar 150.000 kg/ha/th dan dapat
dilakukan pemotongan setelah 50-60 hari dan selanjutnya dilakukan 30-50 hari
sekali. Panjang batang rumput mencapai 2,7 m dengan buku dan kelopak berbulu,
helai daun mempunyai panjang 30-90 cm dan lebar 2,5 mm sedangkan lidah daun
sangat sempit dan berbulu putih pada ujungnya dengan panjang 3 mm (Soegiri et al., 1992).
Rumput
gajah banyak di jumpai di persawahan.Tingginya
mencapai 5 m, berbatang tebal dan keras, daun panjang, dan dapat berbunga
seperti es lilin. Kandungan rumput gajah terdiri atas; 19,9% bahan kering (BK),
10,2% protein kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2% serat kasar, 11,7% abu, dan 42,3%
bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (AAK. 1993). Jarak tanamnya bervariasi 60 x 75
cm, 60 x 100 cm, 50 x 100 cm, 75 x 100 cm dan lain sebagainya. Produksi
rata-rata sekitar 250 ton/ha/thn. Rumput ini berumur panjang, tumbuh membentuk
rumpun, batang tegak (Lubis,
1992).
Sebagai
hijauan segar, surplus produksi rumput gajah juga dapat digunakan sebagai
cadangan pakan dalam bentuk kering ataupun fermentasi dengan metoda silase
setelah terlebih dahulu di cacah. Rumput gajah semuanya merupakan introduksi
dan bukan jenis rumput lokal. Namun karena memang bentuknya yang satu sama lain
sangat mirip, agak sulit membedakannya. Pada daun muda, pangkal daunnya
memiliki bercak - bercak berwarna hijau muda (Lubis, 1992).Rumput gajah adalah tanaman tahunan,
tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk
membentuk rumpun (Kartadisastra, 2001).
2.1.2.
Rumput
Raja (Pennisetum purpupoides)
Rumput
rajamerupakan tanaman persilangan antara P. purpureum dan P. thypoides
yang berasal dari Afrika selatan. Rumput ini memiliki ciri-ciri tumbuh
membentuk rumpun dengan warna daun hijau tua dengan bagian dalam permukaan daun
kasar, tulang daun lebih putih dari rumput gajah. Adaptasinya mampu tumbuh pada
struktur tanah sedang sampai berat, tidak tahan terhadap genangan air serta
permukaan air tanah yang tinggi, tahan naungan, tidak tahan terhadap
penggembalaan berat dan pemotongan dilakukan pada tahun kedua (Rukmana, 2005). Siklus hidup perenial, tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi
mencapai 5 m, daya adaptasi baik pada daerah tropis dengan irigasi yang baik (Amara et al., 2000). Rumput raja dapat ditanam dengan stek
batang maupun sobekan rumpun (pols). Stek dipotong sepanjang 25-30 cm atau
mempunyai ruas batang, batang pols dapat diambil dari tanaman muda (Lubis, 1992).
Rumput
raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat
mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan
ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan
tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin (Sutopo, 2000). Rumput raja
dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi,
dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm. Produksi hijauan rumput raja
dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput
segar/hektar sekali panen atau setara 200-250 ton rumput segar/hektar/tahun.
Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi dibandingkan dengan rumput gajah Hawai
ataupun rumput Afrika (Susetyo, 2001).
2.1.3.
Rumput Setaria (Setaria spachelata)
Rumput setaria (Setaria
sphacelata)merupakan salah satu jenis rumput yang berasal dari
Afrika tropik dan dapat diperbanyak dengan cara pols dan biji (Mcllroy, 2000). Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, kuat,
tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus pada bagian permukaan, daun lebar
berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal
batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas (Lubis, 2002).
Rumput setaria sesuai untuk
daerah tropik lembab, tumbuh membentuk rumpun lebat dan kuat, tumbuh baik pada
ketinggian 1000-3000 m di atas permukaan air laut, tahan naungan dan genangan,
rumput setaria dapat mencapai tinggi 1,5 m, responsif terhadap pupuk N dan
produksinya berkisar antara 60-100 ton/ha/th (Soegiri, et al., 1992). Rumput setaria sangat
cocok di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl, dengan curah
hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dan
tahan terhadap genangan air. Pembiakan dapat di lakukan dengan memisahkan
rumpun dan menanamnya dengan jarak 60 x 60 cm (Sutopo, 2000).
Pemupukan
di lakukan pada tanaman berumur kurang lebih dua minggu, dengan pupuk urea 100
kg/hektar lahan, dan sebulan sekali di tambah dengan 100 kg urea/hekt (AAK. 2003). Produksi hijauan
rumput setaria dapat mencapai 100 ton rumput segar/hektar/tahun. Komposisi
rumput setaria (dasar bahan kering) terdiri atas; abu 11,5%, ekstrak eter (EE)
2,8%, serat kasar (SK) 32,5%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 44,8%,
protein ksar (PK) 8,3% dan total digestible nutrients (TDN) 52,88%, (Susetyo, 2001).
2.1.4. Rumput
Brachiaria (Bhachria Brizantha)
Brachiaria brizantha berasal dari Afrika.Rumput Brachiaria brizantha adalah menggunakan
pols, hidup ditanah struktur tanah ringan, sedang sampai berat.Brachiaria brizantha dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran
tinggi, ketinggian 0 - 1200 m, curah hujan lebih dari 1500 mm per tahun. Brachiaria brizantha ditanam pada jarak tanam 40 x 40 cm atau 30 x 30
cm, tergantung pada kesuburan tanah (Sutopo, 2000). Brachiaria brizantha termasuk
rumput yang berumur panjang, pertumbuhannya membentuk hamparan vertikal dan
horizontal yang biasanya mencapai tinggi 60-150 cm. Batang dan daunnya kaku
serta kasar, rumput brachiariabrizantha baik digunakan sebagai
rumput hay karena batangnya kecil sehingga mudah menjadi kering (Susilo, 2001).
Brachiaria brizantha bersifat perennial, tumbuh membentuk
hamparan.Batang beruas pendek berwarna merah tua kekuningan sampai
keunguan.Daun lebar berbulu halus, tidak tahan injakan karena perakannya luas
tapi dangkal (Reksohadiprodjo, 1985).Tumbuh pada ketinggian 0–1000 m dpl dan
tumbuh baik pada berbagai jenis tanah.Rumput ini bersifat kurang tahan terhadap
kekeringan sehingga memerlukan drainase yang baik.Responsif terhadap pupuk N
dengan pH tanah yang dibutuhkan 6–7 (Siregar, 2002).
2.1.5. Rumput
Signal (Brachiaria decumbens)
Rumput signal memiliki cirri sebagai tanaman
rumput gembalaan yang tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan lebat
yang tingginya sekitar 30-45 cm, memiliki daun kaku dan pendek dengan ujung
daun yang runcing, mudah berbunga dan bunga berbentuk seperti bendera Sutopo
(2000). Jenis rumput ini tumbuh baik pada kondisi curah hujan 1000-1500
mm/tahun dan merupakan jenis rumput penggembalaan terbaik di Kongo(Soegiri,
1992).
2.2. Legum
Legum
termasuk dicotyledoneus dimana embrio
mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legum dibagi menjadi tiga grup sub
famili, yaitu mimosaceae, tanaman
kayu dan herba dengan bunga reguler, caesalpiniaceae,
tanaman kayu dan herba dengan bunga irreguler dan papilionaceae, tanaman kayu dan herba dengan ciri khas bunga
berbentuk kupu-kupu, dan kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk
dalam group papilionaceae (Susetyo,
2001).Legum
yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial
(Soegiri et al., 1992).
Legum memiliki sistem perakaran tunggang dengan diinfeksi
oleh bakteri rhizobium. Batang pada legum antara nodus dan internodus menyatu,
terdapat juga rambut-rambut pada batangnya dan daunnya kebanyakan trifoliate
atau lebih dari tangkai daun (Susetyo, 2001).Legum memiliki kemampuan untuk
mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak melalui
cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau
batangnya.Jaringan yang mengandung bakteri simbiotik ini biasanya menggelembung
dan membentuk bintil-bintil.Setiap jenis biasanya bersimbiosis pula dengan
jenis bakteri yang khas pula (Sutopo, 2000).
2.2.1. Sentro
(Centrosema pubescens)
Sentro
termasuk subfamili Papilionoidae. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan.
Sifat tanaman ini adalah tumbuh menjalar dan memanjat, batang agak berbulu,
berdaun majemuk, pada setiap tangkai daun terdapat tiga helai anak daun, warna
daun hijau gelap, berbunga besar berbentuk kupu-kupu dan berwarna ungu pucat,
polong berbentukk pipih seperti pedang dengan panjang antara 10-15 cm (Rukmana,
2005). Sentro cocok ditanam di daerah yang berketinggian rata-rata 600 m dpl.
dengan curah hujan antara 1.200-1.500 mm, bahkan masih dapat tumbuh baik di
tanah yang kurus dan berdrainase baik. Namun, tanaman ini tidak tahan terhadap
genangan air. Sentro banyak ditanam di perkebunan karet dan kelapa sawit
sebagai tanaman penutup tanah (Harjadi, 2000).
Penanaman
sentro biasanya dilakukan dengan biji. Lahan seluas 1 hektar membutuhkan biji
sebanyak 4-6 kg. Penanaman dilakukan dengan cara menyebarkan biji dalam larikan
berjarak 1 m. Untuk mempercepat perkecambahan, biji sentro yang akan ditanam
dicelup dalam air panas selama satu detik (Rukmana, 2005). Hasil bahan kering
tiap hektar sentro cukup tinggi, taitu antara 3-7,5 ton/hektar. Komposisi zat
gizi daun sentro (dasar bahan kering) terdiri atas: abu 8,8%; EE 3,6%; SK
31,2%; BETN 34,4%; PK 22,0%; dan TDN 60,7% (Susetyo, 2001).
2.2.2. Puero (Pueraria
phaseoloides)
Tanaman kudzu atau
puero termasuk famili Leguminosae, subfamili Papilionoideae. Sifat tanaman ini
adalah tumbuh menjalar dan memanjat, tiap buku dapat bercabang banyak,
membentuk hamparan dengan ketinggian 60-75 cm, daun majemuk, daun muda ditutupi
bulu berwarna cokelat, pada setiap tangkai terdapat tiga helai anak daun,
helaian daun lebar, membulat membentuk segitiga, bunga seperti kupu-kupu
berwarna ungu kebiru-biruan, polong pipih sedikit melengkung dengan panjang
lebih kurang 10 cm (Rukmana, 2005). Tanaman kudzu cocok ditanam di derah yang
mempunyai ketinggian antara 0-1.000 m dpl.dengan curah hujan tahunan
1.200-1.500 mm. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah serta
tahan terhadap tanah asam dan permukaan air yang tinggi (Harjadi, 2000).
Perbanyakan tanaman
kudzu dilakukan dengan biji. Penanaman biji dilakukan dengan cara disebar
merata sebanyak 6-17 kh/hektar atau disebar dalam larikan sebanyak 3-4
kh/hektar. Jarak antara tanam adalah 50x50 cm atau 100x100 cm (Rukmana,
2005).Pada umur lebih dari empat bulan tanaman kudzu dapat mencapai ketinggian
60-80 cm dan pemotongan sebagai hijauan dilakukan setiap 3-5 kali/tahun.
Produksi hijauan bahan kering 5-10 ton/hektar. Komposisi zat gizi dalam rumput
kudzu terdiri atas: abu 8,7%; EE 2,5%; SK 31,3%; BETN 8,2%; dan TDN 61,7%
(Susetyo, 2001).
2.2.3. Kalopo
(Calopogonium mucunoides)
Kalopo merupakan legum subfamili
Papilionoideae.Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Sifat tanaman kalopo
adalah tumbuh parenial, menjalar, dan membelit, dapat membentuk hamparan
setinggi 45 cm, berbatang lunak dan berbulu cokelat keemas-emasan, berdaun
majemuk, pada setiap tangkai daun terdapat tiga anak daun, bentuk helaian daun
membulat, berbulu halus, dan berwarna cokelat keemas-emasan, bunga kecil
berwarna bitu dan berbentuk seperti kupu-kupu, polong pipih, pendek (3-4 cm),
dan berbulu cokelat keemas-emasan (Rukmana, 2005). Kalopo tumbuh baik di daerah
yang mempunyai ketinggian 1.000 m dpl.dengan curah hujan tahunan 1.270 mm atau
lebih. Tanaman ini dapat beradaptasi pada berbagai jenis tanah, tetapi tidak tahan
terhadap genangan air (Harjadi, 2001).
Perbanyakan tanaman kalopo
dilakukan dengan biji. Penanaman kalopo dilakukan dengan cara disebar merata
sebanyak 6-10 kg/hektar (Susetyo, 2001). Produksi kalopo (bahan kering)
mencapai 13,55 ton/hektar. Komposisi daun terdiri atas: abu 8,5%; ekstrak eter
2,0%; serat kasar 32,1%; BETN 2,3%;
protein kasar 16,0%; dan TDN 60,4% (Rukmana, 2005).
2.2.4. Gamal (Gliricida sepium)
Gamal
(Gliricida sepium) adalah sejenis
legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna batang putih
kecoklatan, daun tirfoliate, perakaran kuat dan dalam (Soegiri et al., 1992). Batang tunggal atau bercabang,
jarang yang menyemak, tinggi 2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30
cm, dengan atau tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat
keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua.Daun majemuk
menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai daun.Helai daun berhadapan, panjang
4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat.Ukuran daun semakin kecil menuju
ujung daun. Bunga merah muda cerah sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang
2,5-15 cm, susunan bunga tegak (Amara et
al., 2000).
Gamal merupakan
salah satu jenis tanaman yang mudah ditanam, tidak memerlukan sifat tanah
khusus, merupakan pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia
kecil, dan bermanfaat sebagai pencegah erosi sekaligus penyubur tanah (Rukmana,
2005).Tanaman ini mampu hidup
di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/tahun. Namun tanaman ini juga tahan
terhadap genangan, perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang
dan responsif terhadap pupuk N. Gamal memiliki nilai
gizi yang cukup baik yaitu 22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg
energi (Soedomo, 2000).
2.2.5. Lamtoro (Leucaena leocochepala)
Lamtoro adalah
tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.Tumbuh pada drainase baik
dengan tekstur berat. Kultur teknis bahan biji, stek dan pertanaman campuran
dengan rumput guinea, pada tanaman ini memiliki racun mimosin pada daun muda
(McIlroy, 2000).Ciri-ciri pada lamtoro adalah tanaman ini berbentuk pohon yang bisa
mencapai ketinggian 10 meter, memiliki sistem perakaran yang cukup dalam,
daunnya kecil-kecil, berbentuk lonjong, bunganya bertangkai, berbentuk bulat
bola yang warnanya putih kekuning-kuningan, toleran terhadap hujan angin,
kekeringan, serta tanah-tanah yang kurang subur asal drainase sempurna. Tanaman
lamtoro berguna sebagai makanan ternak, jumlah zat-zat yang terkandung di
dalamnya merupakan saingan bagi alfalfa sebab banyak kandungan gizi (Soegiri et al.,
1992).
Cara menanamnya dengan
menggunakan biji dan dapat tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat,
dengan ketinggian 700-1200 m, biasanya hidup pada daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 700-1650 mm/tahun atau lebih, dengan temperatur 20-30oC
(Susetyo,2001). Sebagai makanan ternak, lamtoro bisa dilakukan pemotongan
pertama pada saat berumur 6-9 bulan sesudah biji itu ditanam, kemudian
pemotongan selanjutnya bisa dilakukan 4 bulan sekali. Tanaman lamtoro memiliki
kandungan 18,05% protein kasar, 19,53% serat kasar, 6,06% lemak kasar, 1,2%
kalsium, dan 0,18% phosphor (Soegiri et al., 1992).
BAB
II
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu
Tanaman Pakan dengan materi Pengenalan Jenis dilaksanakan
pada hari Jum’at 26 April 2013pukul 08.00-10.00
WIB yang dilaksanakandi Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
3.1. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Jenis Hijauan Pakan Ternak antara lain, buku gambar untuk tempat menggambar tanaman hijauan
dan alat tulis sebagai alat menggambar. Bahan yang digunakan antara lain tanaman rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, brachiaria brizantha, dan brachiaria decumbens lengkap dengan
akar, batang, daun, dan tanaman legum puero, centro, kalopo, daun gamal lamtoro
dan arachis pintoi.
3.2. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Jenis
Hijauan Pakan Ternak adalah menyiapkan macam-macam tanaman pakan yang akan
dijadikan objek yaitu tanaman rumput lengkap dengan bagian-bagiannya (akar,
batang, daun dan bunga) seperti rumput gajah, brachiaria decumbens, rumput raja, brachiariabrizantha, rumput setaria dan untuk tanaman legum lengkap
dengan bagian-bagiannya (batang, daun dan bunga) seperti gamal, lamtoro,
centro, puero, dan kalopo. Menggambar tanaman pakan yang sudah disiapkan dengan
disertai keterangan masing-masing bagian sistematika dan ciri-ciri tanamannya.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Rumput
4.1.1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

Sumber : Data
Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak, 2013.
Ilustrasi 1. Gambar Pennisetum purpureum


4.1.2.
Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides)
Sumber : Data Primer Praktikum Produksi
Hijauan Makanan Ternak, 2013.
Ilustrasi 2. Gambar Pennisetum
purpupoides
Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh bahwa rumput raja mempunyai ciri-ciri daun lebar,
daun lebih halus, di tepi daun berbulu, dan batang kecil memanjang. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sutopo (2000) yang menyatakan bahwa rumput raja mempunyai karakteristik
tumbuh tegak berumpun-rumpun, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak,
dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna.Permukaan daun luas
dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin.Ditambahkan oleh Rukmana (2005) yang menyatakan bahwa rumput ini memiliki ciri-ciri tumbuh membentuk rumpun dengan warna daun
hijau tua dengan bagian dalam permukaan daun kasar, tulang daun lebih putih
dari rumput gajah.
4.1.3.
Rumput Setaria (Setaria
spachelata)

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak, 2013.
Ilustrasi 3.
Gambar Setaria spachelata
Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh bahwa rumput setaria memiliki ciri-ciri daun lebar
dan halus, tidak berbulu, mempunyai warna merah keunguan, dan batang seperti
sereh. Hal ini sesuai pendapat Lubis (1992) yang menyatakan bahwa rumput setaria tumbuh tegak, berumpun
lebat, kuat, berdaun halus pada bagian permukaan, daun lebar berwarna hijau
gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih,
dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas. Ditambahkan oleh Soegiri et al.,
(1992) yang menyatakan bahwa rumput setaria sesuai untuk daerah
tropik lembab, tumbuh membentuk rumpun lebat dan kuat, tahan naungan dan
genangan.
4.1.4. Rumput Brachiaria (Brachiaria
brizantha)

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak, 2013.
Ilustrasi 4.
Gambar Brachiaria brizantha
Berdasarkan praktikum
yang telah dilaksanakan di peroleh bahwa rumput brachiaria brizantha memiliki sifat perennial, tumbuh membentuk hamparan, daun
lebar dan berbulu halus, tidak tahan injakan karena perakarannya luas tapi
dangkal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Reksohadiprojo (2000) yang menyatakan bahwa rumput brachiaria brizantha bersifat parennial, tumbuh membentuk hamparan, daun lebar dan
berbulu halus. Dan ditambahkan oleh pendapat Susilo (2001) yang menyatakan
bahwa batang daan daunnya kaku serta kasar, dan rumput brachiaria brizantha baik digunakan sebagai rumput hay karena
batangnya kecilsehingga mudah di keringkan.
4.1.5. Rumput Signal (Brachiaria
Decumbens)
Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak, 2013.
Ilustrasi 5.
Gambar Brachiaria decumbens
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa rumput
signal memiliki cirri-ciri rumput gembala yang tumbuh menjalar dengan stolon
membentuk hamparan lebat, memiliki daun kaku dan pendek dengan ujung daun yang
runcing. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutopo (2000) yang menyatakan bahwa rumput brachiaria decumbens memiliki ciri-ciri daun kaku dan pendek dengan
ujung daun yang runcing dan rumput ini tumbuh menjalar dengan stolon membentuk
hamparan lebat.Dan ditambahkan oleh pendapat(Soegiri, 1992)yang menyatakan bahwa jenis rumput ini tumbuh baik pada kondisi curah
hujan 1000-1500 mm/tahun dan merupakan jenis rumput penggembalaan terbaik di
Kongo.
4.2. Legume
4.2.1. Sentro
(Centrosema pubescens)

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak,
2013.
Ilustrasi 6. Gambar Centrosema pubescens
Berdasarkan hasil
praktikum diperoleh bahwa sentro mempunyai ciri-ciri daun berbentuk trivoliat,
dan melonjong, tumbuh menjalar, batang berbulu, dan pe. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rukmana (2005) yang menyatakan bahwa sifat tanaman ini adalah tumbuh menjalar dan memanjat, batang agak berbulu,
berdaun majemuk, pada setiap tangkai daun terdapat tiga helai anak daun, warna
daun hijau gelap, berbunga besar berbentuk kupu-kupu dan berwarna ungu pucat,
polong berbentuk pipih seperti pedang. Ditambahkan oleh Harjadi (2000) yang
menyatakan bahwa sentro dapat tumbuh baik di tanah yang berdrainase baik, namun
tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air.
4.2.2.
Puero (Pueraria
phaseoloides)

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak,
2013.
Ilustrasi 7. Gambar Pueraria phaseoloides
Berdasarkan hasil
praktikum diperoleh bahwa puero mempunyai ciri-ciri batang berbulu, daun
trivoliat bundar, daun berbulu, dan tumbuh menjalar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rukmana (2005) yang menyatakan bahwa sifat tanaman puero adalah tumbuh
menjalar dan memanjat, tiap buku dapat bercabang banyak, daun majemuk, daun
muda ditutupi bulu berwarna cokelat, pada setiap tangkai terdapat tiga helai
anak daun, helaian daun lebar, membulat membentuk segitiga, bunga seperti
kupu-kupu berwarna ungu kebiru-biruan, polong pipih sedikit melengkung. Ditambahkan
oleh Harjadi (2000) yang menyatakan bahwa tanaman puero dapat tumbuh baik pada
berbagai jenis tanah serta tahan terhadap tanah asam dan permukaan air yang
tinggi.
4.2.3.
Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak,
2013.
Ilustrasi 8. Gambar Calopogonium mucunoides
Berdasarkan hasil
praktikum diperoleh bahwa kalopo mempunyai ciri-ciri biji berbulu, daun
trivoliat lonjong, dan berbulu, batang juga berbulu, dan tumbuh menjalar. Hal
ini sesuai dengan pendapat Rukmana (2005) yang menyatakan bahwa sifat
tanaman kalopo adalah tumbuh parenial, menjalar, dan membelit, berbatang lunak
dan berbulu cokelat keemas-emasan, berdaun majemuk, pada setiap tangkai daun
terdapat tiga anak daun, bentuk helaian daun membulat, berbulu halus, dan
berwarna cokelat keemas-emasan, bunga kecil berwarna bitu dan berbentuk seperti
kupu-kupu, polong pipih dan berbulu cokelat keemas-emasan. Ditambahkan oleh
Harjadi (2000) yang menyatakan bahwa tanaman kalopo dapat beradaptasi pada berbagai
jenis tanah, tetapi tidak tahan terhadap genangan air.
4.2.4.
Gamal
(Gliricida sepium)

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak,
2013.
Ilustrasi 8. Gambar Gliricida sepium
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa gamal mempunyai
ciri-ciri daun trivoliat, batang bercabang dan tegak, daun majemuk dan
menyirip. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegiri et al. (1992) yang menyatakan bahwa gamal (Gliricida
sepium) adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon,
warna batang putih kecoklatan, daun tirfoliate, perakaran kuat dan dalam. Hal
ini juga sesuai dengan pendapat Amara et
al. (2000) yang menyatakan bahwa batang tunggal atau bercabang dan tegak,
jarang yang menyemak, kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil
pada batang yang telah tua, daun majemuk menyirip, helai daun berhadapan, bunga
merah muda cerah sampai kemerahan, jarang yang putih, dan susunan bunga tegak.
4.2.5.
Lamtoro
(Leucaena leocochepala)

Sumber : Data Primer Praktikum Produksi Hijauan Makanan Ternak, 2013.
Ilustrasi 10. Gambar Leucaena leocochepala
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa lamtoro
mempunyai ciri-ciri berdaun mejemuk, berbentuk pohon, daunnya kecil-kecil,
bunganya bertangkai dan berwarna putih kekuning-kuningan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Soegiri et al. (1992) yang
menyatakan bahwa ciri-ciri pada lamtoro adalah tanaman
ini berbentuk pohon, memiliki sistem perakaran yang cukup dalam, daunnya
kecil-kecil, berbentuk lonjong, sedang bunganya bertangkai, berkepala berbentuk
bulat bola yang warnanya putih kekuning-kuningan. Ditambahkan oleh Susetyo
(2001) yang menyatakan bahwa tanaman lamtoro dapat tumbuh pada struktur tanah
sedang sampai berat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Secara umum hijauan pakan dibagi menjadi dua, yaitu rumput dan
legum.Bangsa rumput dapat digolongkan menjadi dua, rumput potong dan rumput
gembala.Rumput gajah termasuk rumput potong.Sedangkan rumput raja, setaria, dan
benggala termasuk rumput gembala. Rumput gajah dan rumput raja memiliki kontur
fisik yang sama (berakar serabut, daun memanjang dan sejajar, mempunyai batang
tebal dan keras, tidak berbulu dan tidak berkambium) namun pada rumput gajah
mempunyai bulu baik pada bagian batang maupun daunnya. Legum dapat digolongkan
menjadi dua juga, legum pohon (lamtoro, gamal,) dan legum jalar (sentro,
kalopo, puero, orok-orok).Legum mempunyai ciri umum seperti tidak berkambium,
akar berbintil, berakar serabut, dapat mengikat N dan mengandung protein tinggi.
5.2. Saran
Praktikan
seharusnya memperhatikan asisten ketika menjelaskan masing-masing
tanaman.Praktikan harus datang tepat waktu ketika melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2003. Hijauan Makanan Ternak
Potong, Kerja dan Perah. Yayasan Kanisius,Yogyakarta.
Amara, D.S. and A. Y. Kamara. 2000. Growth and
Yield of Gliricidia sepium (Jacq.)
Walp. Provenances on an acid sandy clay loam soil in Sierra Leone. International TreeCrops Journal, vol
9, 169-178.
Civardi, Anne dan Ruth Thomson. 2003.
Ensiklopedia Mini. Erlangga, Jakarta.
Harjadi, S. 2000. Pengantar Agronomi. Multi Aksara, Jakarta.
Kartadisastra,
H. R. 2000. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius, Yogyakarta.
Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan
Ternak. PT. Pembangunan, Jakarta.
Mcllroy, R. J. 2000. Pengantar Budidaya Padang Rumput
Tropika. Pradnyaparamita, Jakarta.
Reksohadiprodjo,
S. 2000. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universutas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat. 2005. Rumput Unggul Hijauan
Makanan Ternak. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Soedomo, R 2000. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. PT Gramedia,
Jakarta.
Soegiri, H. S., Ilyas dan Damayanti. 1992.
Mengenal Beberapa Jenis Makanan Ternak
Daerah Tropis. Direktorat Biro Produksi Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta.
![]() |
Susetyo, S. 2001. Hijauan Makanan
Ternak. Dirjen Peternakan Departemen Pertanian,
Jakarta.
Sutopo, L. 2000. Bercocok Tanam. CV Rajawali, Jakarta.
Situs Judi Online Casino Site, KONGBET, Agen Slot
ReplyDeleteAgen Judi Slot Online, Bandar 카지노사이트 Judi Bola dan Situs Judi 메리트카지노 Bola Terpercaya Dan Terbaik. Mpo Bola 1xbet korean Sbobet. Slot Online Terbaik.